Sebagian besar masyarakat tentu mengenal Barbie yang memiliki rambut pirang, mata biru, dan warna pink terang sebagai ciri khasnya. Dengan penampilannya yang menarik serta karakternya yang menyenangkan, tak heran Barbie menjadi salah satu tokoh favorit di kalangan anak-anak, terutama perempuan.
Dibalik femininitas yang dijadikan sebagai salah satu merek pribadi Barbie, dia menyimpan banyak aspek-aspek feminis dalam dirinya. Masyarakat kerap kali gagal menyadari bahwa sejatinya Barbie merupakan sebuah ikon feminis yang revolusioner sejak awal kemunculannya. Kegagalan masyarakat dalam memandang Barbie sebagai ikon feminis sedikit banyak disebabkan oleh cara masyarakat memandang Barbie secara keseluruhan. Masyarakat cenderung fokus pada penampilan alih-alih karakter dan pencapaian yang dimiliki Barbie sebagai individual. Untuk dapat melihat pemberdayaan yang diberikan Barbie kepada perempuan, Barbie perlu dipandang sebagai sebuah subjek dan bukan objek semata.
Sebelum boneka Barbie dijual secara komersial, boneka yang dimainkan anak-anak perempuan pada umumnya berwujud bayi. Jika ditelaah lebih lanjut, anak-anak perempuan seakan-akan telah diarahkan untuk berkiprah di ranah domestik sedari kecil melalui simulasi mengurus anak dengan boneka yang dijual di pasaran. Namun, pada awal kemunculannya tahun 1959, Barbie telah menggebrak pasar mainan dengan meluncurkan boneka wanita dewasa yang memiliki karier. Ruth Handler sebagai pencipta mengatakan bahwa Barbie menunjukkan pada anak-anak perempuan bahwa sejatinya mereka memiliki pilihan untuk menjadi apa yang mereka mau di masa depan. Pemikiran tersebut menjadikan Barbie sebagai ikon feminis yang revolusioner dan progresif sejak awal.
Fakta bahwa perempuan sejatinya memiliki pilihan menjadi misi utama yang ingin disebarkan oleh Barbie. Hal ini dapat dilihat dari slogan yang dimiliki Barbie dari masa ke masa, yaitu we girls can do anything, you can be anything, dan be who you want to be yang dimanifestasikan dalam berbagai karier yang dimiliki oleh Barbie. Tidak jarang, karier yang dimiliki Barbie mampu mendobrak tradisi dan stereotip yang berlaku di masyarakat melalui representasinya dalam pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki. Barbie berkarir sebagai Astronot tahun 1965, menjadi eksekutif bisnis pada tahun 1985, berprofesi sebagai pilot Angkatan Udara Amerika Serikat; sersan Korps Marinir Amerika Serikat; dan bintara Angkatan Laut Amerika Serikat tahun 1991, serta telah mencalonkan diri sebagai presiden sejak tahun 1992. Selain itu, Barbie telah membeli rumah impiannya pada tahun 1962 disaat wanita Amerika Serikat bahkan belum diizinkan untuk membuka akun bank pribadi. Berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa Barbie menjadi salah satu agen feminis yang mengedepankan pemberdayaan perempuan dengan menunjukkan berbagai prospek yang dapat diambil.
Feminitas yang dimiliki Barbie kerap kali dipandang sebelah mata dan membuatnya diasosiasikan sebagai seseorang yang kurang tangguh. Padahal untuk menjadi tangguh tidak perlu harus bersifat “jantan”. Berbagai karier yang dimiliki Barbie, terutama dalam pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki menunjukkan bahwa seseorang yang feminin juga dapat menjadi tangguh. Barbie mampu membuktikan bahwa sifat tangguh tidak serta merta ditentukan oleh feminitas atau maskulinitas seseorang, melainkan karakter mereka sebagai individual. Maka dari itu, tepat rasanya untuk mengatakan bahwa Barbie merupakan ikon feminis yang revolusioner dan progresif mengingat perannya dalam menginspirasi pemberdayaan perempuan sejak awal kemunculannya.
Tentang Penulis
Aulia Rafika Husna, akrab disapa Fika, berusia 20 tahun dan sedang menjalani pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Fika memiliki hobi membaca, loh! Dalam Online Zine ini, Fika memberikan sudut pandangnya mengenai feminitas melalui karakter Barbie, yang ternyata telah menyerukan pemberdayaan wanita sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Kalian dapat menyapa Fika melalui laman Instagram dengan username @auliarafika_!
Online Zine merupakan platform yang disediakan oleh bidang Broadcasting, Girl Boss Indonesia, ditujukan kepada anggota dan para followers untuk menyalurkan bakat dan isi pikiran dengan mengirimkan tulisan, opini, cerita, pengalaman, dan karya seputar topik women development (career, finance, manner), reading/film nooks, women affairs (social, environment, health), dan lifestyle (makeup, fashion, hobi, dll) yang akan diterbitkan di Substack Girl Boss Indonesia.
Kirimkan tulisan kalian ke e-mail: broadcasting.gbid@gmail.com, tulisan yang terpilih akan dihubungi oleh Tim Jurnalis melalui e-mail. Info selengkapnya: https://www.instagram.com/p/Clf5DRuh9Bz/?igshid=NTdlMDg3MTY=