Title: Wonderwall
Author: Ida Ernawati
Tebal: 275 hal
Penerbit: Gramedia
Kegalauan Emma dimulai ketika menerima lamaran dari sang kekasih, Farrel, laki-laki yang mulai bisa membantu Emma melupakan masa lalunya. Ia sendiri masih menebak-nebak hatinya; apakah ia benar-benar mencintai Farrel atau tidak. Sampai akhirnya dia bertemu kembali dengan Arya, sosok di masa lalunya yang setengah mati ingin ia lupakan.
Emma menyadari bahwa untuk memulai lembaran baru dengan Farrel, ia harus kembali menyelesaikan permasalahannya di masa lalu yang belum selesai karena ia memilih untuk kabur ke Budapest untuk melupakan Arya, hingga ia mengetahui bahwa adik Arya telah meninggal karena kecelakaan tragis saat mencoba mengejar Emma. Lalu, tak selang lama ibunya ikut pergi meninggal dunia, yang membuat Arya semakin membenci Emma.
Baruna adalah kekasih Emma saat itu, ia adalah adik Arya. Baruna dan Arya adalah kakak-adik yang sangat akrab, hingga saat Arya ditinggal menikah oleh sang kekasih, Baruna selalu mengajak sang kakak untuk jalan-jalan bersama Emma untuk menghibur kakaknya, sampai akhirnya Emma malah jatuh hati pada Arya.
Emma menyadari saat itu Baruna akan melamarnya, namun bukankah akan lebih jahat jika ia menerima lamaran sang kekasih tetapi hatinya berkata bahwa sudah tidak mencintainya lagi, dan lebih jahat lagi ia jatuh cinta pada kakak kekasihnya sendiri. Itulah alasan Emma pergi ke Budapest. Ia tidak menyangka bahwa Baruna dan ibunya telah meninggalkan Arya seorang diri, Emma sangat mengerti mengapa Arya sangat membenci dirinya.
Tapi, takdir berkata lain. Ibunya Emma ternyata sangat mengenal Arya dengan baik dan berusaha menjodohkan Emma dengan Arya. Disini konflik semakin rumit karena sudah lama sekali setelah ayah dan ibu Emma berpisah dan tidak lama kemudian ayahnya meninggal. Hubungan Emma dengan ibunya juga sungguh tidak baik baik saja.
Emma sedang berusaha memperbaiki hubungan dengan ibunya sekaligus ingin ibunya mengenal Farrel, kekasih yang telah melamarnya. Namun, ibunya malah mengenalkan dan berusaha menjodohkannya dengan Arya, sosok masa lalunya yang justru sekarang sedang membenci dirinya. Hal ini membuat Emma semakin galau ketika mengetahui bahwa ibunya memiliki penyakit yang membahayakan. Ia menyadari bahwa ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki, meskipun hubungan mereka tidak baik selama bertahun-tahun tapi ia tidak ingin kehilangan ibunya. Sampai akhirnya ia menuruti permintaan ibunya dan berusaha memperbaiki hubungan dengan ibunya.
Kemanakah Emma akan menaruh hati pada akhirnya, apakah ia akan tetap memilih Farel yang mencintainya dan dicintai? Atau kembali kepada cinta masa lalu yang ia pendam, walaupun saat ini sangat membencinya dan merupakan dambaan ibunya?
Dibanding menebak kemana hati Emma akhirnya, konflik bersama sang ibu ini sangat menarik. Ada pelajaran penting yang dapat menjadi hikmah untuk kita semua. Hikmahnya, sekeruh apapun hubungan ibu dan anak, namun keduanya memiliki cinta yang tak mudah terkikis. Meski sempat retak, namun bisa jadi itu semata-mata karena mereka memiliki rasa mencintai yang berbeda.
"Percayalah cinta ibu tidak akan sesempit itu. Cinta ibu mampu mengikis habis rasa egonya. Ibu bisa saja menolak keinginan kita karena kekhawatirannya. Itupun tanda cintanya pada anaknya. Tetapi saat anaknya memilih jalan yang tidak sesuai harapan ibu maka ibu memilih doa sebagai senjatanya".
Konflik Emma dan Ibunya sungguh amat menarik bagiku, karena disamping konflik antara pilihan pendamping hidup Emma, keduanya bisa sama-sama saling menurunkan ego dengan mulai berkomunikasi dari hati ke hati, hal yang tidak pernah mereka lakukan selama bertahun-tahun.
Karakter Farrel sebagai kekasih Emma cukup membuatku sedikit kesal dan membuat perasaanku ikut terhanyut karena ia hampir menyerah ketika melihat Ibunya menjodohkan Emma dengan Arya, terlebih ia juga mengenal Arya sebagai sosok yang baik dan bijak. Namun, karakter bijak Arya benar-benar sangat tergambar ketika ia mulai bisa menerima masa lalu dan tidak membenci Emma serta memberi dukungan kepada Farrel untuk memperjuangkan Emma. (Bagian ini cukup bombay juga, aku jadi ikut merasakan. Pantas saja dulu Emma jatuh hati pada Arya karena ternyata sebijak itu sosoknya)
Buku ini tidak hanya menceritakan Emma dan konfliknya, tapi juga menceritakan tokoh pendukung, yaitu tentang konflik sahabat Emma bernama Vanda yang juga tidak kalah menarik. Konflik yang dirasa sederhana tapi menurutku cukup complicated. Vanda, sosok ibu single parent yang sepenuh hati menerima anaknya yang memiliki kelebihan, tapi tidak dengan suaminya yang malah menceraikan dan tak mengharapkan darah dagingnya sendiri.
Bagian disaat Emma dan Vanda bertemu serta berbagi kisah antara masalah masing-masing, memberikanku pandangan bahwa persahabatan mereka setulus itu, bergantian menjadi sosok pendengar walau sebenarnya sama-sama sedang tidak baik-baik saja. Persahabatan, keluarga, dan percintaan ditulis rapi dengan konflik yang relate dengan kehidupan kita. Cukup seru diajak gonjang-ganjing perasaan seperti naik roller coaster.
Poin penting yang bisa kita dapatkan dari buku ini adalah cobalah hidup untuk masa depan dan maafkan masa lalu, karena untuk menghidupkan apa yang akan kita hadapi di masa depan diperlukan kelapangan dada untuk memaafkan semua luka yang ada di masa lalu. Kedua, selalu komunikasikan apa yang kamu rasakan, keterbukaan dan komunikasi yang baik merupakan kunci dari semua hubungan dengan orang lain. Dan yang terakhir, give and receive, cobalah untuk menjadi pendengar yang baik, pembicara yang baik, dan seseorang yang senantiasa mendedikasikan hidupnya untuk berbuat baik, karena hal-hal baik pula yang akan menjadi balasan atas semua tindakan baik kita. Semoga dapat memberi insight baru dan manfaat yang baik ya, girlies!
Tentang Penulis
Nessa Asyadiah yang akrab disapa Echa ini berusia 21 tahun dan merupakan mahasiswi dari Universitas Singaparbangsa Karawang jurusan akuntansi. Echa juga merupakan salah satu anggota volunter Girl Boss Indonesia #Batch1 dalam bidang Mentoring. Dalam online zine ini, Echa memaparkan mengenai review buku berjudul Wonderwall yang alurnya sangat-sangat up and down! Dengan pesan penting yang dipetik dari isi buku ini, tentunya dapat membantu kita semua meningkatkan kualitas diri sebagai perempuan yang menjunjung tinggi manners, ya Girlies. Mari berkenalan dengan Icha melalui Instagram @nessaasyadiah!
Editor: Resty Nurwahyuni
Online Zine merupakan platform yang disediakan oleh bidang Broadcasting, Girl Boss Indonesia, ditujukan kepada anggota dan para followers untuk menyalurkan bakat dan isi pikiran dengan mengirimkan tulisan, opini, cerita, pengalaman, dan karya seputar topik women development (career, finance, manner), reading/film nooks, women affairs (social, environment, health), dan lifestyle (makeup, fashion, hobi, dll) yang akan diterbitkan di Substack Girl Boss Indonesia.
Kirimkan tulisan kalian ke e-mail: broadcasting.gbid@gmail.com, tulisan yang terpilih akan dihubungi oleh Tim Jurnalis melalui e-mail. Info selengkapnya: